profil

profil
Jln.Raya Sruni no 1 Gedangan Sidoarjo

Minggu, 15 Desember 2013

LATIHAN ANCAB BTP



LATIHAN ANCAB BTP

             Untuk kecabangan Arhanud dalam latihan Ancab BTP-16/WY memiliki tugas untuk melindungi Obyek Vital dimana dalam OLI Obyek Vital yang harus diilindungi merupakan markas militer yang bersifat statis seperti Poskobrig dan Stelling Armed terhadap pesawat mata-mata musuh, yang mana pesawat mata-mata tersebut dilengkapi dengan alat pendeteksi untuk mengintai markas militer tersebut. Sesuai dengan Doktrin Arhanud dimana Satgas terkecil adalah setingkat Baterai yang maksimal melindungi 1 Brigade sedangkan untuk tingkat Batalyon melindungi 1 Divisi, maka untuk mekanisme dalam perlindungan Poskobrig dan Steling Armed tersebut, Satuan Arhanud melibatkan 1 Baterai yang terdiri dari 1 Poskorai dan 3 Satbak. Untuk Poskorai dilengkapi dengan 1 pucuk SMB 12,7 sedangkan untuk masing-masing Satbak memiliki 4 Pucuk meriam 57 mm/T.AKT. Dalam pelaksanaan fungsi Arhanud dalam OLI dimana bertugas melindungi Obyek Vital Poskobrig dan steling Armed sesuai dengan mekanisme dan tahap – tahapan yang ada. Mekanisme kegiatan latihan diawali dengan penerimaan taklimat dari Pangkoops dan pemberian Prinsiap dari Danbrig. Setelah penerimaan Prinsiap dari Danbrig untuk masuk ke BO awal maka Satuan Arhanud harus melaksanakan peninjauan langsung terhadap posisi gelar Satbaknya sesuai dengan pola gelar yang telah di Plot di atas peta. Hal ini disebabkan untuk penempatan posisi Satbak-Satbak yang masing-masing Satbak memiliki 4 pucuk meriam, harus di daerah yang luas dan dapat memiliki tanah yang keras serta memiliki jalan keluar masuk kenderaan sesuai dengan syarat-syarat penggelaran Satbak. Sehingga dalam perpindahan ke BO nantinya sudah dapat dipastikan untuk penempatan Satbaknya. Setelah selesai meninjau dan kembali ke Makobrig serta mendapatkan posisi gelar yang pasti sesuai dengan Koordinat di peta dan memenuhi persyaratan gelar satbak, maka Satuan Arhanud dalam pelaksanaan perpindahan ke BO harus berdiri sendiri dan berangkat mendahului sebelum jam J yang telah disampaikan oleh Danbrig. Hal ini dikaitkan tugas Arhanud untuk melindungi Poskobrig dan Steling Armed yang mana harus menggelar Satbaknya terlebih dahulu untuk dapat melaksanakan perlindungan terhadap Poskobrig dan Steling Armed selama berpindah ke BO masing-masing. Sehingga  pada saat Brigif dan Satuan Armed sampai di BO dan mulai melaksanakan perkuatan di BO masing-masing, Satuan Arhanud sudah siap pada posisi perlindungan terhadap sasaran udara untuk melindungi Poskobrig dan Steling Armed.

           Apabila dalam mekanisme latihan terdapat pindah posko ke 2, maka mekanisme Satuan Arhanud dalam perpindahan ke posko ke 2 sama dengan pada saat pindah posko yang pertama. Dimana setelah menerima perintah pindah BO dari Danbrig maka dilaksanakan peninjauan terlebih dahulu ke lokasi BO yang baru sesuai dengan polar gelar yang telah di Plot di atas peta. Diharapkan waktu Danbrig dalam memberikan perintah pindah BO tidak berdekatan dalam waktu jam J harus pindah BO. Sehingga masih ada sisa waktu untuk melaksanakan peninjauan langsung ke BO yang baru. Dalam perpindahan ke BO yang baru satuan Arhanud sama halnya pada saat perpindahan sebelumnya tidak tergabung dalam Kolone Brigade. Sehingga satuan Arhanud dalam pelaksanaan Kolone berdiri sendiri dan bergerak mendahului sebelum waktu atau jam J pada perintah pindah pindah BO Danbrig. Sehingga apabila selesai melaksanakan perpindahan ke daerah gelar baru sudah siap untuk melindungi Makobrig dan Satuan Armed yang akan melaksanakan pindah gelar. Dalam dinamika penghancuran disarankan agar satuan manuver depan memberikan informasi tentang adanya keberadaan pesawat mata-mata musuh yang melintasi sektor wilayahnya dan melakukan koordinasi dengan satuan arhanud. Kemudian setelah Satuan Arhanud melaksanakan penembakan terhadap sasaran udara tersebut dimana pesawat hancur dan jatuh di sekitar lokasi satuan manuver depan, maka satuan manuver depan yang berdekatan dengan lokasi jatuhya pesawat sesuai koordinat yang diberikan melaksanakan pencarian terhadap pesawat yang hancur tersebut. Kemudian hasilnya dilaporkan ke Danbrig. Sehingga dinamika dapat berjalan sesuai dengan fungsi kecabangan masing-masing.  Apabila dalam pelaksanaan penembakan dan ternyata terdapat kerusakan pada meriam, maka Danrai Arhanud berkoordinasi dengan Satuan Pal, dimana sebelumnya melaporkan kepada Danbrig yang diteruskan ke Kasbrig dan kasilog brigade.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar