Penerimaan Lambang Kesatuan.
a. Berdasarkan
Surat Keputusan Pangdam VIII/Brawijaya Nomor : Kep/25/III/12/1968 tanggal 3
Desember 1968, Yonarhanudse-8 telah menerima lambang kesatuan dengan nama “
MARAWACA BHUANA CAKTI “.
Diresmikan dan diterima bersamaan dengan upacara HUT
ARTAD yang ke-23 pada tanggal 4 Desember 1968 bertempat di Stadion Malang.
Bertindak selaku Inspektur Upacara adalah Pangdam VIII/Brawijaya Mayjen TNI M.
Yasin.
Kemudian lambang satuan tersebut diterima oleh Danyon
Arhanudse-8 yang dijabat oleh Mayor Art Soedarsono.
b. Pengertian
dan bagian-bagian tunggul.
1) Surya Sangkakala Tunggul :
“Dwi Saka Gapuraning Nagara”.
Dwi : 2 (dua).
Saka : 6 (enam).
Gapura : 9 (sembilan).
Nagara : 1 (satu).
Adalah menunjukkan tahun kelahiran Yonarhanudse-8 tahun “1962”.
Arti bebas dari Surya Sangkakala adalah : “ Penjaga Keluhuran Negara dan
Bangsa “, Surya Sangkakala ini pada leher kepala tiang Tunggul.
2) Tunggul.
a) Lukisan.
(1) Bintang bersudut lima
bermaksud bahwa prajurit yang bernaung di bawah lambang ini adalah pengawal dan
pengaman Ideologi Negara Pancasila.
(2) Tambang dengan 45 lilitan
yang melingkar menggambarkan kesentosaan dan sifat pertahanan kesegala arah
dari Satuan Arhanud.
(3) Busur terentang dengan
pegangan tujuh keretan menggambarkan kesiapsiagaan, ketetapan dari kesenjataan
Arhanud sebagai senjata serba guna, baik untuk melaksanakan fungsi utama di
udara, laut dan darat yang berjiwa Sapta Marga.
(4) Delapan anak panah
terbang ke arah atas menggambarkan Batalyon Arhanudse-8 dari Kodam VIII/Brawijaya.
(5) Burung Sriti dengan sifat
ketangkasan dan kegiatannya menggambarkan sifat dari Prajurit yang berada
dibawah naungan lambang ini, dalam menjalankan tugas selalu trengginas, gesit
dan terampil.
Empat anak panah menggambarkan tanggal kelahiran, enam helai bulu ekor
dan dua helai bulu sayap menggambarkan tahun kelahiran.
Berarti Yonarhanudse-8 di lahirkan/diresmikan pada tanggal 4 Desember
1962.
(6) Lukisan lambang Brawijaya
sebelah sudut kiri menandakan bahwa Yonarhanudse-8 bernaung di bawah Panji
Brawijaya.
(7) Sinar lima yaitu Sumpah
Prajurit yang Sakti yang dijiwai setiap Prajurit-prajurit Yonarhanudse-8.
(8) Sehelai pita yang
bertuliskan motto “ Marawaca Bhuana Chakti ”, yang berarti :
Marawaca : Pemusnah lawan.
Bhuana : Jagat dan angkasa.
Chakti : Ampuh.
Arti dari keseluruhan adalah : “ Senjata Pemusnah Lawan di Udara yang Ampuh
“.
b) Warna.
(1) Warna lukisan.
Dasar : Hijau beludru.
Jumbai : Kuning Emas.
Anak panah : Merah.
Pita : Kuning.
Pegangan : Kuning.
Tulisan : Hitam.
Sriti : Hitam.
Bintang : Putih.
Lukisan : Kuning.
Candi : Hitam campur putih.
Dasar dalam : Biru langit.
Lingkaran tali : Kuning Emas.
(2)
Arti Warna.
Merah : Gagah berani pantang mundur.
Biru : Setia dan taat.
Kuning : Keluhuran dan keagungan.
Hitam : Kekal, mantap dan teguh.
Putih : Suci, tulus dan tanpa pamrih.
Hijau : Harapan/kepercayaan.
3) Standart Tunggul. Standart Tunggul Yonarhanudse-8 merupakan
tiang dibuat dari kayu dengan garis tengah 4,5 Cm dan panjang 2,5 M, berwarna
coklat kehitam-hitaman, dihias dengan bahan kuningan berukir.
Tiang tersebut terdiri dari :
a)
Tombak pusaka nenek
moyang Trunojoyo.
b)
Anak tombak pusaka yang
bersegi tiga.
c) Tujuh buah lidah dimana
tombak berada, yang berarti api Sapta Marga yang menjiwai senjata pusaka.
d) Ukiran rangkaian bunga
melati, terdiri dari tujuh untaian merupakan Sapta Marga.
e)
Bunga melati timbul
kesucian dan keluhuran budi pekerti.
f)
Lima
geligir adalah Pancasila.
4) Kesimpulan
Arti. Yonarhanudse-8 dibawah Kodam
VIII/Brawijaya, bertindak tegas tanpa ragu-ragu terhadap siapapun yang hendak
mengganggu ketentraman dan kebahagiaan kehidupan rakyat dan pemerintah Republik
Indonesia dengan dasar kesucian dan berpedoman pada Sapta Marga, setiap saat
akan membasmi segala unsur-unsur pengacau dengan penuh rasa tanggung jawab. Dengan dasar keluhuran budi pekerti,
Yonarhanudse-8 akan menjadi pelopor dalam melaksanakan segala karya demi
kebahagiaan dan kemakmuran Nusa dan Bangsa.
5) Ringkasan
arti keseluruhan. Dengan motto “
Marawaca Bhuana Chakti “ dan arti dari keseluruhan dari Tunggul, Yonarhanudse-8
dengan berpedoman kepada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit sebagai pengawal
angkasa, menjaga seluruh wilayah Negara dan Bangsa dengan berlandaskan Ideologi
Negara Pancasila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar