profil

profil
Jln.Raya Sruni no 1 Gedangan Sidoarjo

Rabu, 20 November 2013

SEJARAH SIMBOL SATUAN



BATALYON ARHANUDSE-8




Ad
          Pada pertengahan bulan Juli 1962, merupakan bulan-bulan yang sulit dalam kehidupan di asrama Batalyon Artileri Sasaran Udara 8 Sruni, berbagai tingkah pola serdadu bentukan dari beragam wilayah di Indonesia, dari beragam kelompok, dari berbagai perkumpulan berbaur dalam satu Kesatrian Batalyon Artileri Sasaran Udara 8 Sruni, Jawa Timur.   Macam-macam lagak dan tingkah prajurit Artileri Sasaran Udara menjadikan sangat banyak masalah dan kasus-kasus di wilayah Sidoarjo dan Surabaya, Gubernur Militer wilayah Jawa Timur senantiasa memerintahkan para commander-commander di Batalyon Artileri Sasaran Udara 8 Seruni untuk menertibkannya, karena Batalyon ini akan disiapkan untuk berangkat ke Borneo dalam rangka konfrontasi Malaya. Didalam usaha untuk melaksanakan perintah Gubernur Militer Wilayah Jawa Timur setiap perwira harus saling mendukung untuk bersatu bersama dengan anggotanya masing-masing hingga terjadi kekompakan yang hebat diantaranya agar kasus-kasus pelanggaran anak buah tidak terjadi lagi, ketika kekompakan sudah terbentuk dengan mantap, disaat senja itu ada seekor kerbau merumput di lapangan samping rumah tua yang dijadikan Markas Batalyon, hari demi hari kerbau itu tak kunjung pergi selalu berada di sekitar markas, Commander Batalyon perintahkan semua anak buah untuk pergi kekampung Seruni menyebarkan berita tentang kerbau itu mungkin ada yang memiliki, akan tetapi tidak ada yang datang untuk mengambil, hampir semua anggota telah ditanya apa ada yang melihat kapan dan darimana kerbau tersebut datangnya, tidak seorangpun prajurit yang mengetahuinya, hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun seiring dengan keberadaan kerbau itu, maka Prajurit Batalyon Artileri Sasaran Udara 8 Seruni menjadi lebih kompak dan senantiaa berhasil dimedan tugas di Borneo tanpa korban, sehingga Gubernur Militer Wilayah Jawa Timur menjadi bangga terhadap Batalyon ini. Dengan semakin tua kerbau tersebut maka pada tahun 1964 bulan Maret kerbau kedapatan mati di samping markas Batalyon, karena melihat adanya pengaruh baik pada kerbau itu, apakah ada hubungannya kerbau itu dengan kekompakan Prajurit Batalyon Artileri Sasaran Udara 8 Seruni atau tidak ?, Hanya Allah Maha Besar yang tahu, maka Commander Batalyon perintahkan untuk menyimpan tulang kepala kerbau itu yang telah dihancurkan kedalam sebuah patung dari kuningan berbentuk kepala kerbau juga bertuliskan “Aku selalu menjagamu”, dengan maksud agar prajurit-prajurit pada masa-masa selanjutnya tetap kompak dan selalu berhasil di medan tugas, dan mereka menjulukinya dengan sebutan Kerbau Marawaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar