SEJARAH SIMBOL SATUAN
Pada pertengahan
bulan Juli 1962, merupakan bulan-bulan yang sulit dalam kehidupan di asrama
Batalyon Artileri Sasaran Udara 8 Sruni, berbagai tingkah pola serdadu bentukan
dari beragam wilayah di Indonesia, dari beragam kelompok, dari berbagai
perkumpulan berbaur dalam satu Kesatrian Batalyon Artileri Sasaran Udara 8
Sruni, Jawa Timur. Macam-macam lagak
dan tingkah prajurit Artileri Sasaran Udara menjadikan sangat banyak masalah
dan kasus-kasus di wilayah Sidoarjo dan Surabaya, Gubernur Militer wilayah Jawa
Timur senantiasa memerintahkan para commander-commander di Batalyon Artileri
Sasaran Udara 8 Seruni untuk menertibkannya, karena Batalyon ini akan disiapkan
untuk berangkat ke Borneo dalam rangka konfrontasi Malaya. Didalam usaha untuk
melaksanakan perintah Gubernur Militer Wilayah Jawa Timur setiap perwira harus
saling mendukung untuk bersatu bersama dengan anggotanya masing-masing hingga
terjadi kekompakan yang hebat diantaranya agar kasus-kasus pelanggaran anak
buah tidak terjadi lagi, ketika kekompakan sudah terbentuk dengan mantap,
disaat senja itu ada seekor kerbau merumput di lapangan samping rumah tua yang
dijadikan Markas Batalyon, hari demi hari kerbau itu tak kunjung pergi selalu
berada di sekitar markas, Commander Batalyon perintahkan semua anak buah untuk
pergi kekampung Seruni menyebarkan berita tentang kerbau itu mungkin ada yang
memiliki, akan tetapi tidak ada yang datang untuk mengambil, hampir semua
anggota telah ditanya apa ada yang melihat kapan dan darimana kerbau tersebut
datangnya, tidak seorangpun prajurit yang mengetahuinya, hari berganti hari,
bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun seiring dengan keberadaan kerbau
itu, maka Prajurit Batalyon Artileri Sasaran Udara 8 Seruni menjadi lebih
kompak dan senantiaa berhasil dimedan tugas di Borneo tanpa korban, sehingga Gubernur
Militer Wilayah Jawa Timur menjadi bangga terhadap Batalyon ini. Dengan semakin
tua kerbau tersebut maka pada tahun 1964 bulan Maret kerbau kedapatan mati di
samping markas Batalyon, karena melihat adanya pengaruh baik pada kerbau itu,
apakah ada hubungannya kerbau itu dengan kekompakan Prajurit Batalyon Artileri
Sasaran Udara 8 Seruni atau tidak ?, Hanya Allah Maha Besar yang tahu, maka
Commander Batalyon perintahkan untuk menyimpan tulang kepala kerbau itu yang
telah dihancurkan kedalam sebuah patung dari kuningan berbentuk kepala kerbau
juga bertuliskan “Aku selalu menjagamu”, dengan maksud agar prajurit-prajurit pada
masa-masa selanjutnya tetap kompak dan selalu berhasil di medan tugas, dan
mereka menjulukinya dengan sebutan Kerbau Marawaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar