profil

profil
Jln.Raya Sruni no 1 Gedangan Sidoarjo

Rabu, 20 November 2013

SEJARAH SATUAN





A. MASA PEMBENTUKAN YONARHANUDSE-8

                                                                                         
1.         Latar belakang pembentukan.

a.         Dalam rangka mendukung tugas-tugas Angkatan Darat pada masa Trikora, dibutuhkan satuan penangkis serangan udara yang memadai.

b.         Sehubungan dengan kurangnya satuan penangkis serangan udara yang dimiliki RI ( terutama meriam-meriam kaliber sedang ) maka dari itu ABRI membentuk satuan-satuan penangkis serangan udara berkaliber sedang.

c.         Untuk memenuhi kebutuhan dalam pembentukan satuan penangkis serangan udara itu, dalam tahun 1962 bertempat di daerah Maleman, Yosowilangun Lumajang dibentuklah Batalyon-batalyon penangkis serangan udara dengan meriam-meriam kaliber sedang, dengan nama Yon Merah, Yon Biru, Yon Hijau, Yon Kuning dan Yon Ungu.

d.         Batalyon-batalyon dilatih dan digembleng dalam menggunakan meriam-meriam penangkis serangan  udara setelah mengalami berbagai proses, berdasarkan surat keputusan Menpangab Nomor : 1161/XI/1962 tanggal 21 Nopember 1962 tentang pembentukan Batalyon-batalyon penangkis serangan udara, yang selanjutnya disebut Batalyon-batalyon Arsuse.

e.         Dengan demikian kelima Batalyon tersebut telah resmi menjadi Batalyon-batalyon Arsuse dengan sebutan Yon Merah, Yon Biru, Yon Hijau, Yon Kuning dan Yon Ungu.

           f.          Bertindak selaku Inspektur Upacara pada peresmian pembentukan Yon-Yon 
           Arsuse pada tanggal 4 Desember 1962 adalah Mayjen TNI Suprapto Asops Men 
           Pangab mewakili Men Pangab mewakili Pangab.

g.         Dalam perkembangan selanjutnya Yon Ungu menjadi Yonarsuse-8.

2.         Kondisi selama pembentukan.

            a.       Personel Yonarsuse-8 pada  saat awal pembentukan terdiri dari 15 % tenaga 
            bekas Pejuang 45 ( terutama para Perwira dan Bintara ), 85 % terdiri dari Tamtama 
            remaja yang sebagian besar berstatus Milwa, para pejabat pada awal pembentukan :

1)         Danyon           :   Mayor Art M. Ardito NRP 14138.
2)         Wadanyon      :   Lettu Art Wasnoadi NRP 230830.
3)         Kasi-1             :   Dirangkap oleh Danyon.
4)         Kasi-2             :   Dirangkap oleh Wadanyon.
5)         Kasi-3             :   Dirangkap oleh Danraima.
6)         Kasi-4             :   Lettu Art Marimin NRP 223555.
7)         Danraima         :   Letda Art Pakroes NRP 100010.
8)       Danrai P            :  Letda Art Pakroes NRP 100010. 
9)         Danrai Q         :   Letda Art Heri Hartono NRP 18872.
10)      Danrai R          :   Letda Art Suprapto NRP 18892.

Catatan :        Selanjutnya diadakan perubahan nama Baterai berdasarkan senioritas pejabat Danrai yaitu : Raimer P berubah menjadi Raimer R, Raimer Q menjadi Raimer P, Raimer R menjadi Raimer Q.

           b.         Organisasi dan persenjataan.       Pada waktu pembentukan Struktur organisasi 
           Yonarsuse-8 terdiri dari Komandan Batalyon, Baterai Markas dan Tiga Baterai Tempur
            ( Baterai P, Q dan R ). Tiap Baterai Tempur dilengkapi suatu sistem persenjataan yang 
            terdiri dari 6 Pucuk Meriam SU 57 MM S-60 sebagai Unit penyerang sasaran, satu 
            Radar son-9 dan satu Puaso-6-60 N sebagai Unit pengatur dan pimpinan tembakan.  
            Senjata perorangan atau kelompok meliputi SKS, AK, RPPD, dan Pistol TT.   Karena 
            senjata pokok tersedia 4 Baterai,sedangkan Personel yang ada hanya untuk 3 Baterai,
            maka senjata untuk 1 Baterai lagi dipertanggung jawabkan kepada Baterai Markas.


B. PERKEMBANGAN YONARHANUDSE-8

1.         Perkembangan kedudukan.

            a.         Tahun 1962, sejak peresmian Yonarsuse-8 pada tanggal 4 Desember 1962 
            sampai dengan awal tahun 1963, unsur-unsurnya berkedudukan di Maleman 
            Yosowilangun.

            b.         Tahun 1963, pada awal tahun 1963 kedudukan unsur-unsur Yonarsuse-8
            adalah sebagai berikut :
1)         Mayon           :   Nongkojajar Kab. Pasuruan.
2)         Raima            :   Nongkojajar Kab. Pasuruan.
3)         Raimer P        :   Nongkojajar Kab. Pasuruan.
4)         Raimer Q       :   Seruni Sidoarjo.
5)         Raimer R       :   Nongkojajar Kab. Pasuruan.

           c.         Tahun 1964, dalam rangka melaksanakan Operasi Tri Nanggala Yudha pada 
           awal tahun 1963 kedudukan Raimer-raimer disesuaikan dengan rencana Pertahanan 
           Udara diwilayah Surabaya sebagai berikut :
1)         Raimer P        :   Di Gresik.
2)         Raimer Q       :   Di Gadukan Surabaya.
3)         Raimer R       :   Di Sidotopo Surabaya.
4)         Kedudukan Mayon dan Raima berada di Sruni Sidoarjo sebagai pangkalan Yonarsuse-8.

            d.         Tahun 1968, dengan telah berakhirnya Operasi Tri Nanggala Yudha, 
            pelaksanaan Konsolidasi Pasukan kedudukan Raimer Q dipindahkan dari Gadukan 
            Surabaya ke Asrama Men Arhanud-3 Jl. Hayam Wuruk Surabaya.

e.         Tahun 1970, pada pertengahan tahun 1970 Raimer P dan R ditarik dari Gresik dan Surabaya ke Pangkalan di Sruni Sidoarjo.

f.          Tahun 1971, pada awal tahun 1971 Raimer Q ditarik dari Surabaya ke Pangkalan.  Dengan di tariknya Raimer Q ke Pangkalan, maka seluruh unsur Yonarsuse-8 telah berkedudukan di Sruni Sidoarjo sampai sekarang.

2.         Perubahan Organisasi.

           a.         Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/263/IV/1974 tanggal 23 April
           1974 tentang pengesahan digunakan TOP Yonarhanudse, terjadi perubahan unsur 
           Yonarhanudse-8 dari 3 Raimer menjadi 4 Raimer yaitu dengan pertambahan Raimer S.

b.         Realisasi pembentukan Raimer S Yonarhanudse-8 baru dapat dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 1977 yang sebelumnya hanya bersifat kerangka.



3.         Perubahan nama Kesatuan.

           a.         Berdasarkan Surat Keputusan Pangdam VIII/Brawijaya Nomor : Skep/21/II/1966 
           tanggal  20 Pebruari 1966 telah disahkan perubahan nama Yonarsuse-8 menjadi 
           Yonarhanudse-8.

b.         Berdasarkan Surat Keputusan Pangdam VIII/Brawijaya Nomor : Skep/25/III/1967 tanggal 15 Maret 1967 telah disahkan perubahan nama dari Yonarsuse-8 menjadi Yonarhanudse-8.

4.       Pengelompokan kembali.

a.         Periode tahun 1971 sampai dengan 1975.
                       1)         Pada periode tahun 1971-1975 Yonarhanudse-8 mengalami penyusutan 
                       Personel, sehingga pada periode tersebut jumlah pers sekitar 50 % dari TOP.

2)         Sesuai  dengan  Renbangkuat TNI AD, Yonarhanudse-8  Satuan yang dikelompokkan kembali dan mengadakan kembali penataan Personel, disesuaikan dengan kondisi Personel yang ada.

3)         Tahun 1973, Yonarhanudse-8 menerima 22 orang Tamtama Milwa lulusan Secatam tahun 1971/1972 sebagai pengganti 30 orang Anggota Yonarhanudse-8 yang dimasukkan ke dalam Formasi Kiwal Skodam VIII/Brawijaya.

                      4)         Tahun 1974, merupakan awal dari penataan kembali personel 
                      Yonarhanudse-8, dimana  dapat dilaksanakan konsolidasi personel sebagai 
                      berikut :
a)         Mayon            :   50 %.
b)         Raima                        :   50 %.
c)         Raimer P       :   100 %.
d)         Raimer Q       :   60 %.
e)         Raimer R       :   Kerangka.
f)          Raimer S       :   Kerangka.
         Dengan demikian periode ini Raimer R dan S dijadikan Baterai kerangka.

                     5)         Tahun 1975, pada periode ini Yonarhanudse-8 tidak melaksanakan 
                     kembali penataan personel sehingga keadaan personel belum mengalami 
                     perubahan.

b.         Perkembangan selanjutnya.
                      1)         Tahun 1976, pada periode ini Yonarhanudse-8 menerima penambahan 
                      personel sebanyak 30 orang Tamtama lulusan Secatam Milwa gelombang II tahun
                      Ajaran 1975/1976, dimana sebagian besar dimasukan kedalam formasi Raimer Q,
                      sehingga Raimer Q mengalami kenaikan jumlah menjadi 76 % dari jumlah TOP.

                      2)         Tahun 1977/1978.
a)         Pada periode ini Yonarhanudse-8 menerima penambahan personel sebanyak 117 orang Tamtama dengan rincian :
 (1)      Bulan Mei 1977 sebanyak 52 orang Tamtama lulusan Secatam Milwa gelombang II TA. 1976/1977.
(2)       Bulan Oktober 1977 sebanyak 25 orang Tamtama lulusan Secatam Milwa gelombang I TA. 1977/1978.
(3)       Bulan Pebruari 1978 sebanyak 40 orang Tamtama lulusan Secatam Milwa gelombang II TA. 1977/1978.

b)         Dengan adanya penambahan personel tersebut diatas maka pada akhir Mei 1977 terjadi perubahan prosentase sebagai berikut :
(1)       Mayon           :   80 %.
(2)       Raima           :   86 %.
(3)       Raimer P       :   73 %.
(4)       Raimer Q       :   72 %.
(5)       Raimer R       :   50 %.

                    3)         Berdasarkan Keputusan Kasad Nomor Kep/7/XI/1998 tanggal 16 Maret
                    1998 tentang organisasi Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang 57mm 
                    S-60/Modifikasi (Orgas Yonarhanudse-8 57mm S-60/Modifikasi), komposisi 
                    personel Yonarhanudse-8 berubah dengan kekuatan 644 orang dengan rincian 
                    sebagai berikut : Pamen 2 orang, Pama 25 orang, Bintara 125 orang dan Tamtama 
                    492 orang.

                    4)         Berdasarkan Surat Telegram Danpussenart TNI AD Nomor STK/05/1995 
                    tanggal 16 Mei 1995,satuan Yonarhanudse-8 mendapatkan penambahan material 
                    berupa 2 Satbak Mer 57mm S-60/Ret dengan rincian sebagai berikut : 8 pucuk Mer
                    57mm S-60/Retrofit, 2 unit FCS, 4 unit Radar TDAR, 2 Unit Optical Director, 4 unit 
                    GUN, 2 unit BCC dan 4 selubung meriam.

                    5)         Sampai saat ini TA 2010 jumlah personel Yonarhanudse-8 adalah sebagai 
                    berikut :
a)         Mayon            :       7 orang              =      87.5 %
b)         Raima                        :   146 orang              =      95.4 %
c)         Raimer P       :   151 orang              =      94.9 %
d)         Raimer Q       :   153 orang              =      92.7 %
e)         Raimer R       :   147 orang              =      92.4 %
f)          LF (nonjob)   :     23 orang             
            (1)       2 Perwira Dik Sessarcab Arh
            (2)       7 Bintara (4 Dik Akper, 1 Dik D-3, 2 Proses Dahsat)
            (3)       2 Tamtama dalam proses hukum
            (4)       12 Taja Baru (Latorlan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar